Mereka tidak memiliki pekerjaan atau tidak mengikuti pendidikan atau pelatihan tertentu. Awalnya, saya berpikir bahwa ini wajar karena banyak di antara mereka yang masih muda dan membutuhkan waktu untuk beradaptasi.
Namun, setelah riset lebih dalam, masalah ini ternyata lebih kompleks dari yang kita kira. Ini adalah salah satu kendala besar yang bisa menghambat kita menuju Indonesia Emas 2045. Banyak orang khawatir akan masa depan mereka, dan itu wajar.
Survei dari Bank Indonesia pada Januari lalu menunjukkan bahwa dalam enam bulan ke depan, ketersediaan lapangan kerja akan menurun. Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi mengatakan bahwa pendidikan tinggi adalah opsional, tidak wajib dipenuhi.
Selain itu, survei dari perusahaan perekrutan menunjukkan bahwa banyak perusahaan di Indonesia saat ini menghentikan perekrutan karena khawatir harus melakukan pemutusan hubungan kerja di masa depan. Fakta lainnya, survei global menunjukkan bahwa 40% perusahaan enggan mempekerjakan Generasi Z.
BACA JUGA: Rekomendasi Freelance Terbaik 2024, Hati-hati dengan Penipuan Kerja Paruh Waktu
Jadi, di mana sebenarnya masalahnya? Apakah benar Generasi Z kita tidak kompeten? Apa yang harus kita lakukan? Jika negara tidak bisa menyediakan lapangan pekerjaan bagi warganya, situasinya bisa menjadi sangat fatal untuk Generasi Z.
Mengapa Indonesia Tertinggal?
BACA JUGA: 5 Rekomendasi Produk Shopee Affiliat yang Cepat Laku di Pasaran
Kurangnya Pendidikan Tersier
Di Vietnam, ROE mencapai 9-10%, yang menunjukkan investasi pendidikan mereka sangat efektif. Sedangkan di Indonesia, ROE hanya sekitar 5%.
BACA JUGA: Kerja dari Rumah! 7 Cara Dapat Uang dari TikTok Ini Bisa Tembus Penghasilan Jutaan per Bulan
Masalah Lapangan Pekerjaan
BACA JUGA: Cara Sharelink Shopee Affiliate Terbaru 2024, Bisa Tembus Penghasilan Rp7 Juta per Bulan
Masalah Generasi Z
Terakhir, kita masuk ke masalah Generasi Z itu sendiri. Banyak perusahaan enggan mempekerjakan Generasi Z karena mereka dianggap kurang serius dan sulit menyesuaikan diri dengan pekerjaan.
Generasi ini sering merasa overwork, butuh healing, dan lebih suka bekerja sebagai freelancer daripada pekerjaan full-time. Generasi Z juga lebih suka bekerja di sektor jasa daripada manufaktur atau pertanian.
Mereka cenderung mencari pekerjaan yang memberi kebebasan dan fleksibilitas. Ini membentuk stigma negatif di kalangan employer dan HRD di seluruh dunia.
Solusi dan Harapan untuk Masa Depan
Untuk mengatasi masalah penyebab banyak pengangguran di Indonesia ini, kita perlu melakukan beberapa langkah penting:
- Revitalisasi sektor manufaktur dan pertanian
Kita perlu kembali fokus pada sektor manufaktur dan pertanian untuk menciptakan lebih banyak lapangan pekerjaan.
- Peningkatan kualitas pendidikan
Pendidikan tersier harus dianggap penting dan relevan untuk memenuhi permintaan tenaga kerja yang berkompeten.
- Penyerapan tenaga kerja yang lebih baik
Pemerintah dan perusahaan harus bekerja sama untuk membuka lebih banyak lapangan pekerjaan, terutama di sektor formal.
- Transformasi mentalitas generasi Z
Generasi Z perlu menyadari pentingnya serius dalam mencari pekerjaan dan menyesuaikan diri dengan kebutuhan pasar kerja.
BACA JUGA: 10 Cara Menghilangkan Iklan di Hp Android, Dijamin Ampuh dan Gak Bikin BT
Dengan langkah-langkah ini, kita berharap bisa mewujudkan Indonesia Emas 2045. Generasi Z akan menjadi tulang punggung SDM kita ke depannya.
Mari bersama-sama kita wujudkan masa depan yang lebih cerah dan penuh harapan. Semangat untuk yang sedang mencari kerja!