INFOMASZEH.COM - Belakangan ini, dunia siber dikejutkan oleh kabar kebocoran data besar-besaran dari Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Indonesia.
Informasi yang dilaporkan oleh dailydarkweb.net tersebut mengungkapkan bahwa basis data yang bocor lebih dari 3GB, mencakup berbagai jenis data sensitif yang sangat krusial.
Isi Kebocoran Data
Menurut hacker, data yang bocor meliputi:
- Data Semua Karyawan: Informasi pribadi seluruh pegawai Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Indonesia.
- Kata Sandi Semua Aplikasi: Password yang digunakan untuk mengakses berbagai aplikasi yang dikelola oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara.
- Data Pengguna Situs Web: Informasi pengguna yang mengakses situs resmi Direktorat Jenderal Perhubungan Udara.
- Foto Kartu Identitas Semua Karyawan: Foto identitas seluruh pegawai yang memungkinkan identifikasi visual mereka.
- Data Peserta Sertifikat Pilot Drone: Informasi mengenai peserta yang mengikuti program sertifikasi pilot drone.
- Data Penerbangan: Informasi detail tentang penerbangan di wilayah udara Indonesia.
- Data Pribadi Pilot: Data pribadi para pilot yang beroperasi di Indonesia.
- Aktivitas di Ruang Udara dan Bandara: Catatan semua aktivitas yang terjadi di ruang udara dan bandara Indonesia.
Bukti Kebocoran Data
Hacker tersebut juga menyertakan sampel data dari kebocoran yang diduga dalam unggahan mereka. Hal ini menambah kekhawatiran bahwa informasi yang diungkapkan tersebut benar adanya dan bisa digunakan untuk tujuan jahat jika jatuh ke tangan yang salah.
Dampak Potensial Kebocoran Data
Kebocoran data ini berpotensi memberikan dampak besar pada berbagai aspek, seperti:
- Keamanan Nasional: Data yang bocor dapat digunakan untuk kegiatan spionase atau terorisme, yang mengancam keamanan nasional.
- Privasi Individu: Informasi pribadi yang bocor dapat disalahgunakan untuk penipuan, pencurian identitas, atau kegiatan ilegal lainnya.
- Keamanan Penerbangan: Data penerbangan yang bocor bisa mempengaruhi operasi penerbangan dan membahayakan keselamatan penumpang serta awak pesawat.
- Reputasi dan Kepercayaan Publik: Kebocoran data ini bisa merusak reputasi Direktorat Jenderal Perhubungan Udara dan menurunkan kepercayaan publik terhadap lembaga tersebut.
Menariknya, hacker ini tidak menunjukkan harga untuk kebocoran data yang diduga ini. Selain itu, tidak ada informasi tambahan tentang cara menghubungi hacker tersebut. Hal ini membuat situasi semakin misterius dan sulit untuk diatasi.